Pilihlahsalah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, dan D! 1. Teks eksplanasi adalah. a. Teks yang berisi tentang penjelasan. b. Teks yang berisi tentang cara mengerjakan sesuatu. c. Teks yang berisi tentang pendapat. d. Teks yang menceritakan suatu kejadian. e. Teks yang menggambarkan suatu objek. 2.
Novel bukan salah hujan merupakan karya dari penulis keren dengan nama pena Ummuchan. Novel ini mengisahkan tentang perjuangan, bangkit, kepercayaan , keluarga dan tentu saja tentang hati. Penasaran dengan buku ini kamu bisa baca terlebih dahulu resensi novel bukan salah hujan pada artikel ini. Akan dibahas lengkap mulai dari identitas novel hingga pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut. Yuk simak! Identitas Novel Judul NovelBukan Salah HujanPenulisUmmuchanJumlah halaman226 halamanUkuran buku13×19 cmPenerbitPT. GrasindoKategoriFiksiTahun Terbit2017Harga novelRp. Buku novel buka salah hujan ini merupakan buku best seller dari penulis dengan nama pena Ummuchan. Novel ini mulai dterbitkan apda tahun 2018 oleh PT. Grasindo. Novel yang memiliki ketebalan 226 halaman ini mengisahkan banyak hal. Tentang perjuangan, bangkit, kepercayaan, keluarga dan tentu saja tentang hati dan juga perasaan. Sinopsis Novel Bukan Salah Hujan Novel ini mengisahkan tentang banyak rasa. Tentang rasa terpuruk, perjuangan, kepercayaan, cinta dan keluarga. Lewat Nadi, Pak Tua juga Yoga, Randu belajar banyak hal. Nadi atau nama lengkapnya Nadila Adara Ibrahim memutuskan untuk kembali ke Yogyakarta setelah berkuliah dan bekerja di Ibukota. Ia menerima pekerjaan sebagai editor di sebuah penerbitan. Meskipun tidak tinggal di rumah setidaknya ia akan lebih dekat mengunjungi Pak Tua. Lelaki tua yang membesarkannya. Di sebelah kantor Nadi ada sebuah kios yang menjual hotdog. Kios itu dikelola oleh pasangan kekasih yaitu Randu dan Rindu. Kios itu selalu ramai karena hotdog yang dijual berbeda dari yang lain, rasanya juga sangat enak. Sama seperti pelanggan lainnya Nadila jatuh cinta pada makanan itu saat gigitan pertamanya. Namun, tiba-tiba semuanya berubah. Kios tiba-tiba tutup. Baik Randu, Rindu maupun Yoga, yang membantu melayani pembeli di kios itu benar-benar menghilang. Nadi seolah kehilangan nyawanya, tidak ada lagi hotdog terenak yang pernah ia makan, tidak ada lagi kios yang dianggap kantor keduanya. Setelah sekian lamanya, Nadi kembali bertemu dengan Randu. Laki-laki itu berubah, tidak seperti Randu yang dulu. “Kehilangan selalu bisa memberi dua hal, jika tidak mengajarimu menjadi lebih baik, maka kau akan terus terpuruk” halaman 132. Padahal tidak semua yang terjadi saat hujan turun adalah salah hujan. Ada beberapa hal yang terjadi saat hujan turun sebenarnya murni kesalahan manusia itu sendiri. Namun, terkadang kita memiliki menjadikan hujan sebagai alasan untuk sebagai pemakluman. Setidaknya itu yang Rindu pikirkan. Dulu, sebelum sebuah kejadian mengambil salah satu hal yang paling berharga dalam hidupnya dan itu terjadi karena hujan menurutnya. Berhasilkah Nadi mengembalikan Randu yang dulu? Saat jiwanya mulai patah dan menyalahkan hujan atas kepergian kekasihnya Rindu? Yuk, baca novel ini keren banget pokoknya. Unsur Intrinsik Novel Dalam resensi novel bukan salah hujan ini terdapat unsur intrinsik di dalamnya yang mungkin belum ketahui, diantaranya adalah 1. Tema Tema yang diangkat dalam novel yaitu tentang keterpurukan, kehilangan, perjuangan juga tentang keluarga dan cinta. 2. Tokoh dan Penokohan Berikut beberapa tokoh dalam novel bukan salah hujan, diantaranya yaitu Nadila, ia merupakan gadis yang pekerja keras, pantang menyerah, baik dan suka membantu Randu, pemuda yang kehilangan kekasihnya dan menyalahkan hujan atas semua ini, ia sosok yang penyayang, tapi sekali terpuruk hancurlah dia Yoga, pelayan di kios hotdog miliki Randu Rindu, kekasih Randu yang telah pergi Pak Tua, ayah dari Nadi yang bijaksana dan baik 3. Alur Alur yang digunakan dalam novel bukan salah hujan ini menggunakan alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalam novel tersebut. 4. Latar Waktu Latar waktu yang digunakan dalam novel bukan salah hujan yaitu saat hujan, pagi, siang dan malam hari. 5. Latar Tempat Latar tempat yang digunakan dalam novel bukan salah hujan yaitu di Kota Yogyakarta, kantor, kios hotdog dan rumah Pak Tua. 6. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan dalam novel bukan salah hujan ini menggunakan sudut pandang campuran. Ada sudut pandang berbagai POV tokoh dan sudut pandang orang ketiga yaitu penulis itu sendiri. 7. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini menggunakan gaya bahasa yang indah namun memiliki banyak makna yang menyentuh. 8. Amanat Amanat yang terkandung dalam novel yaitu satu-satunya cara terlepas dari masa lalu adalah dengan menghadapinya, sesakit apapun itu. Karena tanpa menghadapinya kamu tak akan pernah bisa melanjutkan hidupmu dan merasa bahagia. Unsur Ekstrinsik Novel Berikut merupakan unsur ekstrinsik dari novel, yaitu 1. Nilai Sosial Nilai sosial Nadi yang ingin dekat dengan ayahnya dan memutuskan untuk pulang kampung dan lebih memilih kerja dekat rumah. 2. Nilai Moral Sikap Randu yang terpuruk lalu bangkit dan menyadari bahwa hal yang berharga bukan hanya Rindu saja tapi masih banyak yang lainnya. Mengingatkan kita akan bangkit dari masa lalu yang pahit. Kelebihan Novel Novel ini sangat memiliki banyak kata-kata motivasi diri untuk bangkit dari kesedihan Ada banyak pesan moral yang terkandung Alurnya membuat kita merasa nyaman untuk mengikutinya Kekurangan Novel Ada beberapa bagian tyfo Tidak cocok untuk anak di bawah 15 tahun Pesan Moral Novel Bukan Salah Hujan Terakhir dari resensi novel bukan salah hujan terdapat pesan moral yang terkandung di dalam novel tersebut yaitu Satu-satunya cara terlepas dari masa lalu adalah dengan menghadapinya, sesakit apapun itu. Karena tanpa menghadapinya kamu tak akan pernah bisa melanjutkan hidupmu dan merasa bahagia.
SinopsisNovel Hujan Karya Tere Liye Buku ini menceritakan kisah cinta dan perjuangan hidup seorang gadis bernama Lail. Saat usianya baru menginjak 13 tahun ia harus menjadi yatim piatu. Pada hari pertamanya sekolah, bencana gunug meletus dan gempa dahsyat telah menghancurkan kota tempat tinggalnya dan membunuh ibu serta ayahnya.
Bukan Salah Hujan Penyunting Tim Editor Fiksi Desainer Sampul Aqsho Zulhira Membenci masa lalu tidak akan membuat hidupmu baik-baik saja. Sebab setiap manusia hidup dengan tiga hal; hari kemarin, hari ini dan hari esok. Itulah mengapa hidup Randu tidak pernah baik-baik saja sejak hari ia kehilangan Rindu. Sampai suatu hari Nadi hadir dan melihat kekeliruan tersebut dalam diri Randu. Nadi mencoba mengembalikan pandangan-pandangan Randu tentang kesalahan di masa lalu, tentang hujan, bahkan tentang kehidupan. Nadi ingin Randu kembali percaya bahwa tidak semua terjadi saat hujan turun adalah salah hujan. Sebab hujan sendiri pun tidak pernah meminta dijatuhkan. Ia jatuh ke bumi karena permintaan orang-orang yang ingin menangis, tetapi tidak ingin sendirian. “Aku semakin menemukan alasanku untuk berhenti dari pekerjaan ini dan pulang ke kampung halaman. Aku masih percaya tentang hidup bahagia adalah dengan mengumpulkan rupiah sebanyak mungkin. Tapi, aku percaya bahwa rupiah bisa ditemukan dimana saja. Tidak harus selalu berada di kota besar, sebab rezeki setiap orang sudah diatur. Bergantung kita yang mau atau tidak untuk berusaha menjemputnya.” –halaman 11 Nadi –Nadila Adara Abraham memutuskan untuk kembali ke Yogyakarta setelah berkuliah dan bekerja di Ibukota. Ia menerima pekerjaan sebagai editor di sebuah penerbitan. Meskipun tidak tinggal di rumah setidaknya ia akan lebih dekat mengunjungi Pak Tua, lelaki tua yang membesarkannya. Di sebelah kantor Nadi, ada sebuah kios yang menjual hotdog. Kios itu dikelola oleh sepasang kekasih, Randu dan Rindu. Kios itu selalu ramai karena hotdog yang dijual berbeda dari yang lain, rasanya juga sangat enak. Sama seperti pelanggan lainnya, Nadi jatuh cinta sejak gigitan pertama. Namun tiba-tiba semuanya berubah. Kios tiba-tiba tutup. Baik Randu, Rindu maupun Yoga, yang membantu melayani pembeli di kios itu benar-benar menghilang. Nadi seolah kehilangan nyawanya, tidak ada lagi hotdog terenak yang pernah ia makan, tidak ada lagi kios yang dianggap kantor keduanya. Setelah sekian lamanya, Nadi kembali bertemu dengan Randu. Laki-laki itu berubah, tidak seperti Randu yang dikenalnya dulu.. Berhasilkah Nadi membuat Randu kembali seperti dulu, kembali membuka kios, membuat hotdog dan menikmati hujan? “Suatu hari, kamu akan tahu jawabannya dan di saat itu juga, dia sadar bahwa kamu adalah jawaban dari pertanyaannya. Karena kalian adalah jawaban dan pertanyaan itu sendiri”-halaman 111 Sebelum baca novel ini, aku sempat ikutan live penulisnya di IG dan sempat nanya-nanya juga tentang karier kepenulisan dan proses kreatif novel ini. Ternyata novel ini dikembangkan dari sebuah caption foto di Instagram kak Ummu. Salut banget sih sama penulisnya. Ini jadi bukti kalau inspirasi bisa datang kapan aja dan dimana aja. “Nggak semua hal yang terjadi saat hujan turun adalah sepenuhnya salah hujan. Maksud gue begini, ada beberapa hal yang terjadi saat hujan turun, sebenarnya murni karena kesalahan kita. Tapi, untuk mencari pemakluman dari orang-orang sekitar, kita memilih menjadikan hujan sebagai alasan.” –halaman 63 Dari awal ceritanya udah menarik banget, karena pembaca seolah sedang mendengarkan setiap tokohnya bercerita secara langsung. Ide ceritanya sederhana, ekseskusinya bagus dengan gaya bercerita yang asyik. Aku menemukan banyak sekali kalimat-kalimat menarik, terutama dari Pak Tua. Novel ini terdiri dari enam bagian, dan tiap bagian diceritakan dari POV yang berbeda. Kadang POV1 dan POV3. Perbedaan POV1 dari tiap tokohnya sangat terasa. Cerita ini lebih dari sekedar apa yang aku sampaikan. Ada banyak rahasia’ dan konflik dari masa lalu Nadi. Di awal alurnya agak lambat karena banyak memberikan gambaran kehidupan tokoh. Memasuki halaman keseratus, baru deh muncul konflik sehingga alur selanjutnya jadi agak cepat dan terburu-buru. Menurutku kalaupun menambah beberapa halaman lagi kayaknya nggak masalah karena endingnya bisa dikembangkan menjadi lebih greget lagi hehe.. “Mungkin seperti ini juga sebuah hubungan. Seseorang bisa bertahan tanpa cinta asal dia mau berusaha mencari sesuatu yang menjadi alasan kuat untuk dia bertahan pada hubungan yang sudah dimulai. Dan, alasan kuat itulah yang nantinya akan mengantarkan dia menemukan makna dari sebuah cinta sejati. Dan ugh, masih ada satu lagi karena sebenarnya cinta itu selalu bisa diusahakan” –halaman 69 Untuk karakterisasi, menurutku sudah cukup bagus. Nadi adalah seorang pekerja keras dan pantang menyerah. Lewat Nadi, kita bisa lebih kenal profesi editor, bagaimana pekerjaannya dan kenapa seringnya sebuah naskah ditolak wkwk.. Dia juga sangat sayang dengan keluarga. Kalau Randu, tipikal cowok yang penyayang dan well planned, udah mikirin masa depan bersama pasangan *duh!*. Tapi sekalinya jatuh bisa terpuruk banget. Tokoh-tokoh lainnya punya porsi yang cukup untuk membangun cerita. Ada juga yang memberikanku kejutan’ lewat interupsi sekejap saja. Salut banget dengan anak ini! Tokoh favoritku adalah Pak Tua. Entah kenapa setiap baca scene Pak Tua dan Nadi jadi keingetan sama bapak. Kangen banget sih hidup dengan beliau. Kangen bijaknya, kangen dengan cara beliau memberikan pandangan yang berbeda dan terus mengajak aku untuk berpikiran positif. Aku merasa juga ngalamin masa-masa seperti Nadi, mungkin karena itulah aku merasa sangat menikmati novel ini. Saat hidup jauh dari keluarga pasti selalu ada keinginan untuk berkumpul tapi kadang terhalang jarak dan waktu. Anak rantauan, jangan lupa pulang ya! Nikmati setiap waktumu bersama orang-orang tercinta. “Semua orang tua akan menua, anaknya tumbuh besar, dan mereka akan kembali sendiri karena anak-anaknya harus menyiapkan diri untuk menjadi orangtua hebat seperi mereka dulu.” –halaman 136 “Gue nggak pernah merasa ada yang salah dari hujan. Sebab apa yang pantas disalahkan dari hujan? Ia saja tidak pernah meminta untuk dijatuhkan.” –halaman 90 Latar cerita di Yogyakarta tidak terlalu ditonjolkan, settingnya seputar kantor, kios hotdog, pantai dan rumah Pak Tua. Tapi entah kenapa kehadiran hujan yang menyertai berbagai adegan novel ini terasa sekali. Hujan dan Jogja adalah kombinasi yang pas, syahdu sekali. Novel ini akan mengubah pandanganmu tentang hujan, yang identik dengan suasana yang muram. Hujan menghadirkan kebahagiaan jika kita memandangnya dari sudut yang berbeda. Dari Randu, aku belajar bahwa satu-satunya cara terlepas dari masa lalu adalah dengan menghadapinya, sesakit apapun itu. Karena tanpa menghadapinya, kamu tak akan pernah bisa melanjutkan hidupmu dan merasa bahagia. Oya, di novel ini aku masih menemukan banyak typo dan penulisan yang masih kurang tepat. Semoga di cetakan selanjutnya bisa direvisi sehingga tidak mengurangi nikmat membaca. Novel ini bisa dibaca oleh kamu yang berusia 15 tahun keatas, utamanya aku rekomendasikan buat pluviophile –si penyuka hujan. “Ibaratnya orang yang sudah berada di atas, apa pernah dia berdoa untuk kembali jatuh dan berada di bawah? Begitu juga dengan hujan. Dia bahkan tidak pernah meminta untuk dijatuhkan, apalagi dijadikan alasan atas kepergian-kepergian yang akhirnya menyisakan luka.” –halaman 198
RingkasanNovel Bulan (Tere Liye) Namanya Seli, usianya 15 tahun, kelas sepuluh. Dia sama seperti remaja yang lain. Menyukai hal yang sama, mendengarkan lagu-lagu yang sama, pergi ke gerai fast food, menonton serial drama, film, dan hal-hal yang disukai remaja. Tetapi ada sebuah rahasia kecil Seli yang tidak pernah diketahui siapa pun.
Bukan Salah Hujan Penulis Ummuchan, 2018 Penerbit Grasindo ; Jakarta Nadi, tokoh utama yang diceritakan dalam buku ini. Lahir dan besar di yogyakarta namun tak bisa berbahasa jawa. Nadi dirawat oleh pak tua setelah meninggalnya ibu dan perginya sang ayah. Setelah mendapat beasiswa untuk berkuliah, Nadi memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan berlanjut hingga pencarian kerja di ibukota. Setelah lulus kuliah, ada 15 pekerjaan setidaknya yang sudah dilakoni oleh Nadi. Terakhir sebagai tim kreatif di sebuah siaran televisi di jakarta. Namun sifat Nadi yang gampang bosan ternyata masih melekat, hingga Ia sudah bosan dengan rutinitas ibu kota yang begitu-begitu saja. Akhirnya rindu pada pak tua meluap, orang yang mengasuhnya menggantikan sosok ayah, ibu bahkan saudara. Terakhir bertemu pak tua pada saat Nadi wisuda, semakin kuatlah keinginan Nadi untuk pulang ke rumah yogya. Suatu malam, Nadi melihat lowongan kerja di salah satu medsos yang diposting oleh salah satu penerbit besar yang berlokasi di jogja, dengan posisi sebagai editor. Posisi yang pernah ditulis pada buku harapannya, sebagai Editor Buku. Beberapa bulan lalu, Nadi mengirimkan lagi berkas novel nya, namun selama tiga bulan tidak ada kabar, ketika hampir menyerah akhirnya paket pos datang yang membawa kabar naskah novelnya, dan ternyata ditolak dan naskahnya dikembalikan. Dan itu adalah penolakan yang ke-49 kali. Sejak saat itu Nadi bertekad tidak akan lagi menerima penolakan, karena akulah yang akan menolak naskah-naskah alias menjadi Editor Buku. Akhirnya email yang ditunggu pun datang yang mengabarkan bahwa Nadi diterima sebagai editor buku di Jogja. Selama 4 tahun di ibu kota ternyata belum bisa bertolerasi akan email ini menjadi jawaban akan kepulangnnya ke kampung halaman. yapp Part ini berakhir, karena petualangan sebenarnya akan berada di jogja... "Nggak semua hal yang terjadi saat hujan turun adalah sepenuhnya salah hujan. Ada beberapa hal yang terjadi saat Hujan turun, sebenarnya murni karena kesalahan kita. Tapi, untuk mencari pemakluman dari orang-orang sekitar, kita memilih menjadikan hujan sebagai alasan. Padahal, bisa saja memang kita yang terlalu mengulur-ulur waktu, sampai hujan turun dan kita pun bergumam, "Ah, hujan!" dengan kesal" ~~ Randu Si penjual Hotdog terkece sepanjang jalan kenangan. Randu dan Rindu sepasang kekasih yang membuka kios Hotdog kecil-kecilan di depan Kantor Penerbit di kota jogja. Dengan bermodalkan tekad, dan hoby Rindu akan makan hotdog, jadilah hotdog yang berbeda dari biasanya namun rasanya luar biasa karena dibuktikan tiap hari kios itu makin ramai. Dan Nadi adalah pelanggan setia yang sudah jatuh cinta saat gigitan pertama. Namun tiba-tiba, tanpa ada yang tahu pasti kios hotdog itu tutup disaat lagi meroket. Mungkin hanya beberapa hari tutup, tebakan Nadi. Ternyata sudah 1 tahun baik Randu, Rindu dan Yoga tidak terlihat sama sekali. Pertemuan yang tak disangka, setelah dua kali musim kemarau... Nadi dan Randu dipertemukan saat hujan turun, dan Randu bukanlah lagi sosok yang menikmati hujan, malah menjadi salah satu mereka yang mengutuk hujan, beban berat yang terlihat dari pundaknya serta sorot kebencian sekaligus luka yang dalam. "Dasar keras kepala. Dia dibutakan oleh masa lalu. Jelas-jelas jawaban atas pertanyaannya sudah dia temukan, tapi dia tetap menutup mata."~~ Pak Tua Apa yang terjadi selanjutnya? Ada apa dengan Kios Hotdog dan Hujan? Randu, Rindu dan Yoga? Bagaimana Nadi masuk diantara mereka? Pertama lihat buku ini, aku sudah suka dengan desain cover dan judulnya.. Buku ini harus dibaca untuk usia 15+ yaa.. Penyuka hujan disaranin monggo segera dibeli bukunya D Pada halaman 192-193, aku suka syair yang dibuat oleh Nadi, ketika ia harus kembali lagi ke ibukota untuk waktu yang lama... Aku tidak pernah bisa setabah pintu keberangkatan bandara. Ia bisa begitu tabah menjadi saksi dari setiap perpisahan. Yang setiap menitnya terjadi di hadapannya. Berapa banyak peluk erat yang enggan untuk terlepas. Juga berapa banyak kepergian yang tak disaksikan oleh siapapun, Kecuali dirinya sendiri. "Hari ini, kepergian pamit. Hanya ada satu Yang turut mengantarnya; Luka." ~Nadi~ Kepergian Nadi ke Ibukota mempertemukannya pada sosok lama yang pernah menjalin cinta.. Kisah yang sedikit rumit karena mempertahankan ego ditengah-tengahnya.. Buku ini hanya Rp. Harga pulau jawa, mungkin diluar jawa nggk jauh-jauh beda lah ya.. Sangat inspiratif, semoga penulis Ummuchan menghadirkan karya-karya penggugah kehidupan lainnya.. Salam semangattt dari kami pembaca setia D
4fWqGi. qsf4af3a8s.pages.dev/469qsf4af3a8s.pages.dev/434qsf4af3a8s.pages.dev/886qsf4af3a8s.pages.dev/912qsf4af3a8s.pages.dev/521qsf4af3a8s.pages.dev/746qsf4af3a8s.pages.dev/505qsf4af3a8s.pages.dev/171qsf4af3a8s.pages.dev/549qsf4af3a8s.pages.dev/927qsf4af3a8s.pages.dev/701qsf4af3a8s.pages.dev/175qsf4af3a8s.pages.dev/995qsf4af3a8s.pages.dev/110qsf4af3a8s.pages.dev/763
ringkasan novel bukan salah hujan